tag:blogger.com,1999:blog-45186006581534851252024-03-13T19:43:45.722-07:00layanan BKNis_vahttp://www.blogger.com/profile/07289902139833553181noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-4518600658153485125.post-88196620314076386472012-05-04T17:51:00.002-07:002012-05-04T18:03:02.214-07:00Cara Menghilangkan dan Mengatasi Rasa Malu – Seseorang yang percaya diri biasaya sudah tidak ada lagi rasa malu tapi bukan tak tahu malu maksudnya berani tampil / unjuk gigi . Namun itu hanya sebagian orang saja, kebanyakan orang itu Merasa tidak percaya diri yang menyebabkan Malu.
Ada juga seseorang yang malu pada saat berani tampil dan kemudian membuat sebuah kejadian memalukan (konyol) / kesalahan / kegagalan, jika rasa malu tidak segera di hapus dari diri kita maka rasa malu itu akan membunuh kreatifitas diri kita.
Menurut seorang ahli psikologi, Bernardo J. Carducci, Ph.D, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa malu:<br />
<br />
<a name='more'></a> Pandang keluar. Saat melakukan kesalahan, kita pasti merasa seluruh dunia sedang memandangi kita. Padahal ini adalah persepsi yang salah. Kebanyakan orang menghabiskan waktu mereka untuk memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan Anda. Dengan menyadari hal ini maka akan membuat Anda dapat mengatasi rasa malu yang hinggap pada diri Anda.
Jangan menyalahkan diri sendiri. Saat kita merasa sadar dengan diri sendiri, kita cenderung menganggap setiap kesalahan ataupun kegagalan disebabkan karena kelemahan kita, ketimbang memikirkan faktor eksternal yang kemungkinan menjadi pemicunya. Jangan terlalu membebankan tanggungjawab pada diri sendiri. Akuilah bahwa Anda memang salah, tapi bukan karena Anda bodoh, tapi karena orang lain mengajukan pertanyaan bodoh kepada Anda.
Fokus pada masa depan. Daripada terus menerus merenungkan kejadian yang membuat diri Anda merasa malu, lebih baik fikirkan apa yang akan Anda lakukan jika kejadian tersebut terjadi lagi. Hal ini akan dapat membuat Anda lebih percaya diri dan akan membuat Anda dapat terhindar dari kesalahan yang sama di masa depan.
Manfaatkan rasa malu. Rasa malu tidak selamanya buruk, terkadang juga ada manfaatnya. Rasa malu menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sadar bahwa kita telah melakukan kesalahan. Ketika Anda merasa malu, pasti wajah Anda akan memerah, walaupun Anda tidak menjelaskan dengan kata-kata, sebenarnya sama dengan berkata, ”maafkan saya”<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="260" src="http://www.youtube.com/embed/UBvCTbojS9U" width="540"></iframe>
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="260" src="http://www.youtube.com/embed/--OvR2Ivzto" width="540"></iframe>Nis_vahttp://www.blogger.com/profile/07289902139833553181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4518600658153485125.post-22228914019074406562012-04-13T17:57:00.002-07:002012-04-13T18:11:34.780-07:00<h3>
<a href="http://belajarpsikologi.com/asa-bimbingan-konseling/" target="_blank"><b><i>Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut
adalah</i></b> :</a></h3>
<ol style="text-align: justify;">
<li><i>Asas
Kerahasiaan (confidential);</i> yaitu asas yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan
itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,</li>
<li><i>Asas
Kesukarelaan;</i> yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan
yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.<a name='more'></a></li>
<li><i>Asas
Keterbukaan;</i> yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan
tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.</li>
<li><i>Asas
Kegiatan;</i> yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.</li>
<li><i>Asas
Kemandirian;</i> yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan
dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.</li>
<li><i>Asas Kekinian;</i> yaitu asas
yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling
yakni <i>permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi
sekarang</i>. <i>Kondisi masa lampau dan masa depan</i> dilihat
sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan
diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.</li>
<li><i>Asas
Kedinamisan;</i> yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.</li>
<li><i>Asas
Keterpaduan;</i> yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang
terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.</li>
<li><i>Asas Kenormatifan;</i> yaitu
asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan
yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma
tersebut.</li>
<li><i>Asas Keahlian;</i> yaitu asas yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang
benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru
pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan
jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.</li>
<li><i>Asas Alih
Tangan Kasus;</i> yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya
dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru
lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing
(konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih
kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar
sekolah.</li>
<li><i>Asas Tut Wuri Handayani;</i> yaitu asas yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk
maju.<a href="http://belajarpsikologi.com/asa-bimbingan-konseling/" rel="bookmark" title="Permanent link to Asas Bimbingan dan Konseling"><br /> </a></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />
Read more: <a href="http://belajarpsikologi.com/asa-bimbingan-konseling/#ixzz1ryK0oO4v" style="color: #003399;">Asas
Bimbingan dan Konseling | belajarpsikologi.com</a> </div>Nis_vahttp://www.blogger.com/profile/07289902139833553181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4518600658153485125.post-51488136567935220722012-04-13T17:55:00.001-07:002012-04-13T18:10:14.776-07:00jenis layanan bk<h1 class="entry-title">
Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling</h1>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><i style="color: #6aa84f;">Layanan Orientasi; </i>layanan
yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap
awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat
dan memadai, yang <i>berfungsi untuk pencegahan</i> dan <i>pemahaman</i>.</li>
</ul>
<span id="more-884"></span><br />
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="color: #6aa84f;">Layanan</span><b style="color: #6aa84f;"> </b><span style="color: #6aa84f;">Informasi;</span>
layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang
pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang
diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun <i>berfungsi untuk
pencegahan</i> dan <i>pemahaman</i>.<a name='more'></a></li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li><i style="color: #6aa84f;">Layanan Konten;</i> layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran <i>berfungsi untuk pengembangan.</i></li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Layanan Penempatan dan Penyaluran;</i><b style="color: #6aa84f;"></b><span style="color: #6aa84f;">l</span>ayanan
yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
Layanan Penempatan dan Penyaluran<i> berfungsi untuk pengembangan.</i></li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Layanan Konseling Perorangan;</i><b style="color: #6aa84f;"></b>layanan yang
memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar
peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan
Konseling Perorangan<i> berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.</i></li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Layanan Bimbingan Kelompok;</i><b></b>layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok <i>berfungsi
untuk pemahaman dan Pengembangan</i></li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Layanan Konseling Kelompok;</i><b></b>layanan yang
memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok <i>berfungsi untuk
pengentasan dan advokasi.</i></li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Konsultasi</i><span style="color: #6aa84f;">,</span> yaitu layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta
didik.</li>
<li><i style="color: #6aa84f;">Mediasi</i>, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.</li>
</ul>Nis_vahttp://www.blogger.com/profile/07289902139833553181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4518600658153485125.post-77300422964268313152012-04-06T18:23:00.004-07:002012-04-13T18:12:21.296-07:00Apa sih BK itu?<h3>
<b><i>1. <a href="http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/" target="_blank">Definisi Bimbingan</a></i></b></h3>
<div style="text-align: justify;">
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan,
para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang
berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki
satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<h3>
<b><i>2. <a href="http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/" target="_blank">Definisi Konseling</a></i></b></h3>
<div style="text-align: justify;">
Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor
melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya
masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang
dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. </div>
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><b><i><a href="http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/" target="_blank">Bimbingan dan Konseling</a></i></b></span> adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
(face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu
atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.<br />
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br /></div>
</div>Nis_vahttp://www.blogger.com/profile/07289902139833553181noreply@blogger.com0